Kenakalan saat SMA

 

Siang itu Agus hanya goleran saja di tempat kost. Mau ngojek tapi sedang hujan sehingga malas. Akhirnya daripada jenuh ia ambil hape lalu chat di grup WhatsApp kampusnya.

"Guys, coba dong kasih tahu kenakalan kalian saat remaja."

Chat nya tidak ada yang membalas sampai 20 menit. Sampai akhirnya ada yang menulis. 

"Oke guys, waktu SMA gue nakal banget nih. Pulang sekolah bukannya ke rumah tapi nongkrong sama teman dan malah tawuran sama anak sekolah lain." Tulis Jono dari fakultas ekonomi.

"Keren Jon, pantes sekarang lu sering di hukum dosen."

"Kalo kamu gimana Toni?"

Toni terlihat sedang menulis. Lama tapi tidak muncul.

"Lama amat nih anak." Ledek yang lain.

"Jadi gini, aku waktu kelas dua SMA suka sama wali kelas ku, namanya Bu Nani."

"Parah lu Ton, masa suka sama ibu-ibu."

"Manggilnya saja ibu karena guru kelas dodol." Toni tentu sewot." tapi Bu Nani ini masih single mana cakep banget kayak Raline Shah. Doi baru lulus kuliah dan langsung mengajar di sekolah, umurnya juga baru 23, beda 6 tahun doang dengan ku."

"Terusin Ton." Yang lain jadi pada semangat.

"Pepet terus." Komentar yang lain, grup pun jadi rame.

"Jadi suatu pagi, aku taruh surat cinta yang sudah aku tulis semalam di laci mejanya. Eh tak tahunya Bu Nani malah ngga berangkat dan digantikan oleh Pak Rudi guru kesenian. Tentu saja aku di bawa ke ruang BK dan diceramahi habis-habisan."

Hahaha, emot tertawa dan stiker ngakak pun bermunculan.

"Tapi salut Ton, kamu biarpun nakal tapi berani." Tulis Agus.

"Kalo kamu waktu SMA nakalnya bagaimana Gus?"

"Kalo aku, waktu SMA nakalnya itu ngga bisa fisika sama matematika."

"Itu mah bodoh Gus, bukan nakal."

Emot tertawa pun kembali ramai.