Obrolan iseng di grup WhatsApp

 Selain grup WhatsApp yang berisi para mahasiswa dan dosen untuk mengajar, Agus juga ikut grup WhatsApp lagi yang isinya sesama mahasiswa terutama yang satu frekuensi. Nama grupnya obrolan iseng karena memang di grup itu jarang bahas hal penting.

Namun yang aktif di grup tersebut paling hanya Agus, Feri, yang kemarin bayarin bukber, dan Toni. Yang lain paling hanya sesekali bahkan ada yang masuk doang tidak pernah nimbrung. 

Maklum grup itu isinya hanya 8 orang doang, padahal feri sudah nyaranin tambah tiga lagi biar bisa bikin klub sepakbola sekalian.

Seperti sore ini Agus curhat masalah panggilan mbak di salah satu pelanggan gojek nya.

"Eh, kalian kalo manggil cewek yang tidak dikenal apa sih?"

Agak lama menunggu sampai akhirnya Toni terlihat mengetik pesan.

"Ya tergantung umurnya sih. Emang kalo kamu kemarin manggil apa?"

"Mbak, soalnya dia terlihat lebih tua dariku. Eh dia komplain tidak mau dipanggil mbak?"

"Ya wajar lah Gus kamu ngga dapat pacar. Cewek ngga mau dipanggil mbak biarpun kelihatan lebih tua. Harusnya panggil kakak." Jawab Toni sambil menyertakan emot ketawa.

Asem, batin Agus dalam hati.

Tiba-tiba Feri terlihat mengetik pesan.

"Tapi panggilan kakak juga kurang pas. Tetap masih dianggap tua. Menurutku lebih pas dipanggil dedek saja kayak Lesti."

"Wih, penggemar si dedek nongol nih." Canda si Toni.

"Tapi panggilan dedek kan agak gimana gitu sama orang yang ngga kenal, nanti dikira genit lagi. Gimana kalo panggilan nya Cuk" Ujar Agus.

Handoko, teman dari Surabaya yang jarang nimbrung di grup tiba-tiba nongol.

"Jangan Gus, kamu tahu ngga artinya Cuk, itu dari kata jancuk atau jancok, yang artinya sialan, brengsek. Lebih baik dipanggil paduka saja."

"Bisa saja nih kamu becanda." Suasana grup pun ramai.

"Panggilan paduka itu malah aneh deh, kesannya terlalu ekstrim, takutnya malah penumpang tersinggung." Agus protes dong.

"Kalo gitu manggilnya kisanak saja Gus." Toni menimpali sambil memberikan emot tertawa seperti biasa.

"Yaelah, ini kan Jakarta, masa dipanggil kisanak, emang di Yogya?"

Handoko langsung memberikan saran." Kalo begitu, bagaimana kalo dipanggil Yang Maha Kuasa."

Agus dan Toni tak ada yang membantah "kalo ini no debat. 😭😭😭"

Komentar

  1. Siempre es bueno comunicarse con los amigos por WhatsApp. Te mando un beso.

    BalasHapus
  2. Akhirnya, Yang Maha Kuasa ....πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    BalasHapus
  3. Wah ini agaknya panggilan yang terbukti ampuh sekaligus mengerikan😬

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa mengerikan ya mbak.😭

      Hapus
    2. Karena di panggil Yang Maha Kuasa 🀣

      Hapus
  4. ternyata masalah panggilan hahahahaha.....kadang ada juga orang merasa risi karena panggilan, karena yang dipanggil merasa muda, yang memanggil ngeliatnya udah tua,,,ahh syudahlah entah siapa yang salahhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha betul mas, kadang aku dipanggil pak sama orang yang seusia sama bapakku.πŸ˜‚

      Hapus
  5. Kalau saya tidak kisah dipanggil kakak.

    BalasHapus
  6. eh baru bisa
    saya entah kenapa ikut grup WA kok tidak begitu suka
    kadang obrolannya tak ada yang bermakna, sekedar bosa-basi dan bercanda ria

    BalasHapus
  7. Waduh, dipanggil yang maha kuasa artinya metong dong.

    BalasHapus
  8. Auto kasih bintang 1 kalo dipanggil Yang Maha Kuasa.🀣

    BalasHapus
  9. Lawatan balas dari blog saya. Salam kenal ya πŸ˜ƒ Wah, rumit sekali isunya. Kalau di Malaysia, biasa dengar panggilan ‘Cik’. Boleh jadi cik (miss) sesuai untuk gadis muda, atau cik / makcik (aunty) sesuai untuk yang was-was umurnya berapa πŸ˜…

    BalasHapus
  10. Satu Syawal menjelang tiba,
    Saudara Palestin jangan dilupa,
    Sekiranya ada silap dan dosa,
    Ampun dipinta di hari mulia.

    BalasHapus
  11. Dipanggil "mbak " atau "kak" cukup menyenangkan. Kalau ada yang manggilnya "ibu" ya sudahlah, faktanya emang ibu2 hahaha. dipanggil yang maha kuasa...no debat lagi haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menunggu pecel lele

Jadi tukang ojek

Lagi puasa